Seorang hacker di Rusia terpaksa menjual seluruh harta kekayaannya demi mengganti uang yang dia curi dari bank RBS. Namun, uang yang didapatnya dari penjualan tersebut masih jauh dari cukup.
Seperti diberitakan oleh BBC, Selasa 20 September 2011, Viktor Pleshchuck, telah menjual dua rumah dan dua mobilnya, merk BMW dan Lada, dalam sebuah lelang. Dari penjualan, dia berhasil mengantongi 200.000 poundsterling atau sekitar Rp2,8 miliar.
Jumlah itu masih belum mampu menutupi uang yang harus dibayarkannya kepada RBS yang mencapai 6 juta poundsterling atau sekitar Rp84,6 miliar. Menurut keputusan pengadilan tahun 2010, Pleshchuck tidak akan dipenjara selama enam tahun jika dia mengganti seluruh kerugian yang diderita RBS.
Bersama dengan tujuh orang rekannya di seluruh Eropa Timur, Pleshchuk berhasil membobol data ratusan nasabah RBS pada tahun 2008. Dari data-data ini, mereka kemudian membuat kartu kredit palsu dan menarik uang dalam jumlah besar dari mesin 1.200 mesin ATM di 280 kota di seluruh dunia dalam waktu 12 jam.
ATM yang dibobol tersebut di antaranya berada di Amerika Serikat, Estonia, Italia, Hong kong, Jepang dan Kanada. Mereka semua tertangkap di Georgia pada 2009 setelah berhasil dilacak oleh badan keamanan AS.
Ahli keamanan internet dari Kaspersky, Alex Gostev, mengatakan pembobolan yang mereka lakukan bukanlah hal yang rumit bagi hacker. Namun yang mengagumkan adalah koordinasi para pembobol dengan orang-orang mereka di lapangan untuk menarik uang secara bersamaan di beberapa negara.
"Mereka harus menemukan 150 orang di beberapa kota, memberikannya sebuah kartu palsu dan instruksi untuk menariknya secara serempak. Hal ini menunjukkan mereka adalah kelompok profesional yang terlatih," kata Gostev.
0 komentar:
Posting Komentar